LIRIK LAGU SERINGAI
ALKOHOL
Yeah! Usiaku tak bertambah muda.
Tapi sikapku menolak tua.
Energiku octane tinggi.
Bakar nafsu, tetaplah muda.
ALKOHOL. Yeah.
Tetap anak, enggan dewasa.
Nafas ini, tak henti berjalan.
Lagu ini untuk kalian :
Generasi penolak tua.
ALKOHOL. Yeah.
ALKOHOL.
Usiaku tak bertambah muda.
Tapi sikapku menolak tua.
Energiku octane tinggi.
Membakar nafsu hidup, tetaplah muda.
ALKOHOL. Yeah.
Tetap anak, enggan dewasa.
Nafas ini, tak henti berjalan. Yeah.
BERHENTI DI 15
Didedikasikan bagi siapa saja yang konsisten merasakan sensasi hidup
oktan tinggi ketika berumur 15 tahun: energi ketika menikmati slamdance
di konser musik rock & heavy metal, mengkoleksi segala hal yang
berbau musik kesukaan, b
angga menampakkan identitas, dan lainnya. Beberapa pihak kadang melihat
konsistensi ini sebagai tanda tidak pernah dewasa, tidak sesuai umur.
Dan tidak juga menjadi masalah. Di motor satu ini, umur hanyalah
bagaikan angka-angka di speedometer. Injak pedal dalam! [ricky]
“Apa kabar semua? sehat? Apakah baik-baik saja? Mari bergabung dengan
rock oktan tinggi! Yang di belakang silahkan maju saja, masih ada ruang
kosong kok disini. Sudah siap? Yuk, mulai!” Berdansa, dengan gaya liar.
Headbang, ini menyenangkan. Menggila, seperti masih berumur limabelas.
Teman-teman dan musik keras. Rasa ini adalah rumah, tak perlu diredam.
Tetap seperti dulu, karena api tak pernah padam.
“Bagaimana? Semua having fun? Anda yang didepan? Cukupkah senang?
1,2,3,4! Laki, perempuan, siapa saja boleh ikutan. OK? Yuk, hajar!”
Persetan dengan fashion, tata rambut tidak penting. Apapun yang leluasa,
cukup t-shirt, dengan jeans. Siapa peduli dibilang tak tahu malu? Toh
tidak mengganggu. Kalau ini terlalu keras, mungkin saja, mungkin saja
sikapmu tua.
Berhenti di 15, kami senang sekali. Berhenti di 15, thrashin’ sampai
mati. Berhenti di 15, fun ini tak berhenti. Berhenti di 15, bersiap,
mulai lagi!
PSIKEDELIA DISKODOOM
Sebuah ode untuk klub-klub kecil, dan promotor kecil yang pernah rutin
membuat event-event untuk musik cutting edge dan band-band underrated.
Venue-venue ini menjadi ‘rumah’, dimana kami selalu nyaman untuk datang.
Dari era klub kecil seperti BB’s, Parc, Rouge, di Jakarta hingga
Classic Rock dan TRL di Bandung. Sayangnya, venue-venue ini biasanya
tidak bertahan lama, dan tutup. Kami memiliki mimpi untuk memiliki venue
yang mampu bertahan lama dan tetap menghasilkan. [arian13]
Pesta ini belum lama mulai: dinding be-resonansi. Ada tawa dan ada
bicara, menyenangkan selama terjadi. Nyanyikan isi hatimu, nyanyikan
setulusnya. Nyanyikan semua pemikiranmu, sampai mereka, mendengarkan.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup.
Kan kumainkan lagu ini, dari awal sampai ke akhir. Tiap lirik kan berarti bagiku,
sebagaimana berarti bagimu. Dansakan turuti hatimu, dansakan revolusimu. Dansakan kejujuranmu, dansa bersama beat enerjik.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup. Bila ini, komunikasi. Semua ini.
Senjata sonik lewat speaker, degup jantung yang mengencang. Geram suara
yang audibel, lanjutkanlah pesta ini! Hey, hey. Dansakan revolusi. Tiada
hari esok. Nyanyikan isi hati.
AMPLIFIER
Dari dulu entah mengapa, bagi kami pengalaman nikmat tertinggi dalam
menyaksikan sajian musik adalah ketika melihat sebuah band rock bermain
diatas panggung dengan sikap seolah tak ada hari esok. Dan kini ketika
kami memainkannya diatas panggung, adrenalin itu pun berlipat ganda
dengan energi dari crowd yang terpancar balik. Bagi yang ingin mencoba,
semua orang diundang. Termasuk kalian. [ricky]
Sebuah show rock, selatan Jakarta. Gitar, drum, bass, dan mikrofon.
Ledakkan suara puluhribu watt. Thrashing dan slamming, hey! Hidupku,
musik, distorsi.
Ambil mic dan mulai menyalak. Menghantam telinga, bass menggilas.
Adrenalin meningkat, kau menggila. Sembah sang dewa drum, dia merentet!
Yang tak kuat menyingkir. Amplifier memanas! Seperti senjata mesin, kami bidikkan gitar! Drum! Bass! Amplifier memanas!
MENGADILI PERSEPSI [BERMAIN TUHAN]
“Wahai calon anakku yang masih berupa benih dalam kelaminku, semoga di
masa kau lahir, kau tidak perlu lagi berurusan dengan polisi-polisi
moral yang membawa diri atas nama Tuhan, bisa seenaknya menginjak-injak
privasi dan kebebasan berekspresi kalian, hanya karena perbedaan
persepsi. Semoga kaum puritan tersebut sudah punah disaat kau besar
nanti. Amin.” [khemod]
Lagu ini mungkin jadi soundtrack hidup kamu yang selalu mempertanyakan
sesuatu. Mungkin contoh yang paling mudah, adalah perancangan RUU APP.
Sesuatu yang dikira sebagai kebebasan individu sekarang hendak diatur
oleh negara. Padahal kita semua tahu, ada lebih banyak hal penting
lainnya yang harus diurus. Bukan kebebasan untuk melindungi tapi
seharusnya melindungi kebebasan. [sammy]
Dari yang mencoba membakukan persepsi, hingga mereka yang bermain Tuhan.
Intervensi masalah pribadi, merasa lebih suci dan benar, dan membuat
pembenaran untuk melakukan kekerasan [dari sweeping buku ‘kiri’ sampai
penghancuran tempat hiburan]. Hipokrit sejati memupuk kebodohan. Kami
sudah muak. Pernah berpikir untuk melawan? We should. [arian13]
Individu, individu merdeka.
Selamat datang di era kemunduran, pikiran tertutup jadi andalan. Praduga
tumbuh tenteram, menghakimi sepihak, sebar ketakutan. Membakukan
persepsi, bukan jadi jawaban atau gagasan bijak. Selangkah maju ke
depan, empat langkah ke belakang, kita takkan beranjak. Mereka bermain
Tuhan. Merasa benar, menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja,
anak kita berikutnya.
Individu, individu merdeka.
Selamat tinggal, era kemajuan, lupakan harapan dan kehidupan. Menjauh
dari akar masalah, mendekatkan kepada kebodohan yang dipertahankan.
Privasi. Seni. Siapa engkau yang menghakimi? Masih banyak masalah, dan
lebih krusial, tidak bicara asal. Mereka bermain tuhan.Merasa benar,
menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.
“Sudahkah merdeka? Sudahkah dirimu merdeka?” Individu, individu merdeka.
MENELAN MENTAH, SEMUA INI TAK AKAN BERTAHAN LAMA
Trend = penyeragaman? Dunia akan jadi tempat yang membosankan kalau
setiap orang menjadi serupa, sesuai dengan trend yang disuapi kepada
kita. Apa yang salah dengan menjadi beda dan orisinil? [khemod]
Trend itu sebenarnya fenomena biasa, dan wajar. Hanya saja ketika trend
kemudian dijual secara masif kepada kita, dipaksakan secara tidak sadar
dan menjadikan kita menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak, atau mungkin
lebih parah lagi, membodohi kita, artinya ada sesuatu yang salah. Mereka
atau kita? Mereka terus menjual, dan kita sadar tidak sadar, terus
membeli. [arian13]
Aku dalam tensi tinggi sayang, dengan fashion mutakhir. Takkan mungkin
ketinggalan sayang, dengan trend terakhir. Tak-kah muak dirimu dengan
apa yang dijual kepadamu? Tak-kah lelah hanya ikut arus, kini semua
sama. Aku bilang “bakar saja sayang”, kita tinggalkan. Lemparkan sedikit
pasir sayang, mesin kita hancurkan. Hey kau. Mari, tendang dunia.
Persetan dengan fashion mutakhir. Persetan dengan fashion mutakhir.
SKEPTIKAL
Mereka mengatakan generasi kami adalah generasi apatis. Ketika mereka
selalu memberikan janji saja tanpa pernah ada realisasinya, tentu saja
kami apatis. Ketika kami menjadi skeptis terhadap apapun rencana mereka,
siapa yang dapat menyalahkan? [arian13]
Aku lelah dengar ocehmu. Aku lelah telan janjimu. Aku akan hapuskan,
senyum itu diwajahmu. Kini aku mengerti mengapa kami marah dengan dunia
ini. Kini aku mengerti, tak mungkin terulang lagi.
Kini sikapku skeptikal. Aku skeptis. Hitam membasahi duniamu. Diam kini bukan emas. Kami skeptis. Waktu tiba, pukul balik.
Hidup di era absurd, replika neraka. Kita versus mereka, disilusi, janji hampa.
Uang dan negara telah menjualmu, tak salah ketika kami ragu, kami sinis, pukul balik, pukul balik.
Fakta yang terdistorsi, kebohongan terencana. Tak salah, ketika kami
kemudian ragu, ketika kami kemudian sinis, dan akhirnya memukul balik.
SERIGALA MILITIA
Ini untuk fans kami, para serigala. Kami bukan siapa-siapa tanpa mereka. Howl! [sammy]
Teralienasi, terhakimi. Kalian bukan mereka, Era baru, milik kalian,
hapus norma usang. Tampak beda, tak meyakinkan? Hanya sisi luar saja.
Kau serigala, yang teredam, cukup sudah kau terinjak. Buka pikiranmu
[luaskan sudut pandang]. Lelah dengan perlakuan dunia, saat unjuk
taring.
Mereka tak mengerti [serigala]. Kau tidak sendiri [militia]. Lewati jalan nya hari ini.
Lewati jalan, tetap impresif. Ayo. Kita taklukan.
CITRA NATURAL
Cantik tidak berarti putih, rambut lurus panjang, dan seterusnya. Cantik
adalah bagaimana kamu merepresentasikan dirimu, cantik dari dalam jauh
lebih penting. Ya, lihat bagaimana para produk dan advertising bekerja
keras membuat kita percaya kalau persepsi cantik dapat disamakan dan
dikotakkan. Kami tidak setuju. [arian13]
Kenapa kita tidak bisa nyaman dengan diri kita sendiri? [khemod]
Hey sayang, mengapa engkau cemas? Tak usah menjadi sesuatu yang bukan
dirimu. Termakan, terbuai, dengan segala citra emas. Nilai diri, mengapa
jadi ragu? Biarkanlah, tak perlu frustasi. Tercitra. Kau cantik, apa
adanya. Terbuai? Cukup percaya diri. Tercitra. Kau cantik, apa adanya.
Terlena? Indah, pancarkan isi. Hey sayang, semua citra di layar kaca.
Tak berarti, dibanding tampil natural. Semua ini, terjual, pluralitas
tak berharga. Bayang semu dan tidaklah kekal.
Ah sudahlah, tak perlu depresi.
MARIJUANAUT
Sebuah perjalanan astral pikiran. Mind expanding experience. [khemod]
Halus, sang nebula sentuh diriku. Raih matahari, tinggalkan dunia.
Berenang dalam lautan antar bintang. Ruang luas angkasa. Berjalan ke
inti matahari. Semesta bersahabat kini. Sinsemilla, temani diriku.
Bermandikan cahaya solaria. Kudekati bulan yang magis. Melampaui
debu-debu kosmik. Meraih horizon galaksi. Tinggi disini, astral bebas.
Marijuanaut. Pesawatku menyelam dan meregang. Yad Al-Jauza, dia
memanggilku. Menuju cahaya, aku melengang. Semua kendali terpegang
penuh. Marijuanaut.
LAGU INI TIDAK SEPENDEK JALAN PIKIRANMU
Solve this, smartass! [sammy]
Arinat usisal. Ikitat imelum. Akenan umasuk. Akinat umesum. Iketun
idalak. Akanan umesuh. Katana mahuku. Acedon ulahik. Bumila satari.
Acikot alinil. Utalan aperih. Kikasu medupa. Bikasa bemipu. Cikota
limilu. Ciketotana limahiluku!
KILOMETER TERAKHIR
Beberapa rekan pernah menggambarkan musik Seringai sebagai musik ‘bikers
rock’. Tidak bermaksud untuk membuat sebuah istilah atau genre baru,
tapi sejujurnya istilah tersebut cukup sesuai dengan musik oktan tinggi
kami. Dan lagu ini, adalah interpretasi kami, dari lirik maupun musik.
[arian13]
Melompat ke sadel, dan kuhantam sang selah. Melawan arah, ku tantang
maut, indah. Terasa lepas. Melesat di jalan, kilometer terakhir. Ya, ku
hampir tiba, kilometer terakhir. Kubakar bensin, mesin ini meradang.
Pacu motor, kutuju matahari. Tancap! Melesat di jalan, ya, ku hampir
tiba. Angin menerpaku, serigala lepas. Roda berputar, kilometer
terakhir. Hampir esok, seperti kemarin. Kilometer terakhir.
BERHENTI DI 15
Didedikasikan bagi siapa saja yang konsisten merasakan sensasi hidup
oktan tinggi ketika berumur 15 tahun: energi ketika menikmati slamdance
di konser musik rock & heavy metal, mengkoleksi segala hal yang
berbau musik kesukaan, b
angga menampakkan identitas, dan lainnya. Beberapa pihak kadang melihat
konsistensi ini sebagai tanda tidak pernah dewasa, tidak sesuai umur.
Dan tidak juga menjadi masalah. Di motor satu ini, umur hanyalah
bagaikan angka-angka di speedometer. Injak pedal dalam! [ricky]
“Apa kabar semua? sehat? Apakah baik-baik saja? Mari bergabung dengan
rock oktan tinggi! Yang di belakang silahkan maju saja, masih ada ruang
kosong kok disini. Sudah siap? Yuk, mulai!” Berdansa, dengan gaya liar.
Headbang, ini menyenangkan. Menggila, seperti masih berumur limabelas.
Teman-teman dan musik keras. Rasa ini adalah rumah, tak perlu diredam.
Tetap seperti dulu, karena api tak pernah padam.
“Bagaimana? Semua having fun? Anda yang didepan? Cukupkah senang?
1,2,3,4! Laki, perempuan, siapa saja boleh ikutan. OK? Yuk, hajar!”
Persetan dengan fashion, tata rambut tidak penting. Apapun yang leluasa,
cukup t-shirt, dengan jeans. Siapa peduli dibilang tak tahu malu? Toh
tidak mengganggu. Kalau ini terlalu keras, mungkin saja, mungkin saja
sikapmu tua.
Berhenti di 15, kami senang sekali. Berhenti di 15, thrashin’ sampai
mati. Berhenti di 15, fun ini tak berhenti. Berhenti di 15, bersiap,
mulai lagi!
PSIKEDELIA DISKODOOM
Sebuah ode untuk klub-klub kecil, dan promotor kecil yang pernah rutin
membuat event-event untuk musik cutting edge dan band-band underrated.
Venue-venue ini menjadi ‘rumah’, dimana kami selalu nyaman untuk datang.
Dari era klub kecil seperti BB’s, Parc, Rouge, di Jakarta hingga
Classic Rock dan TRL di Bandung. Sayangnya, venue-venue ini biasanya
tidak bertahan lama, dan tutup. Kami memiliki mimpi untuk memiliki venue
yang mampu bertahan lama dan tetap menghasilkan. [arian13]
Pesta ini belum lama mulai: dinding be-resonansi. Ada tawa dan ada
bicara, menyenangkan selama terjadi. Nyanyikan isi hatimu, nyanyikan
setulusnya. Nyanyikan semua pemikiranmu, sampai mereka, mendengarkan.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup.
Kan kumainkan lagu ini, dari awal sampai ke akhir. Tiap lirik kan berarti bagiku,
sebagaimana berarti bagimu. Dansakan turuti hatimu, dansakan revolusimu. Dansakan kejujuranmu, dansa bersama beat enerjik.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup. Bila ini, komunikasi. Semua ini.
Senjata sonik lewat speaker, degup jantung yang mengencang. Geram suara
yang audibel, lanjutkanlah pesta ini! Hey, hey. Dansakan revolusi. Tiada
hari esok. Nyanyikan isi hati.
AMPLIFIER
Dari dulu entah mengapa, bagi kami pengalaman nikmat tertinggi dalam
menyaksikan sajian musik adalah ketika melihat sebuah band rock bermain
diatas panggung dengan sikap seolah tak ada hari esok. Dan kini ketika
kami memainkannya diatas panggung, adrenalin itu pun berlipat ganda
dengan energi dari crowd yang terpancar balik. Bagi yang ingin mencoba,
semua orang diundang. Termasuk kalian. [ricky]
Sebuah show rock, selatan Jakarta. Gitar, drum, bass, dan mikrofon.
Ledakkan suara puluhribu watt. Thrashing dan slamming, hey! Hidupku,
musik, distorsi.
Ambil mic dan mulai menyalak. Menghantam telinga, bass menggilas.
Adrenalin meningkat, kau menggila. Sembah sang dewa drum, dia merentet!
Yang tak kuat menyingkir. Amplifier memanas! Seperti senjata mesin, kami bidikkan gitar! Drum! Bass! Amplifier memanas!
MENGADILI PERSEPSI [BERMAIN TUHAN]
“Wahai calon anakku yang masih berupa benih dalam kelaminku, semoga di
masa kau lahir, kau tidak perlu lagi berurusan dengan polisi-polisi
moral yang membawa diri atas nama Tuhan, bisa seenaknya menginjak-injak
privasi dan kebebasan berekspresi kalian, hanya karena perbedaan
persepsi. Semoga kaum puritan tersebut sudah punah disaat kau besar
nanti. Amin.” [khemod]
Lagu ini mungkin jadi soundtrack hidup kamu yang selalu mempertanyakan
sesuatu. Mungkin contoh yang paling mudah, adalah perancangan RUU APP.
Sesuatu yang dikira sebagai kebebasan individu sekarang hendak diatur
oleh negara. Padahal kita semua tahu, ada lebih banyak hal penting
lainnya yang harus diurus. Bukan kebebasan untuk melindungi tapi
seharusnya melindungi kebebasan. [sammy]
Dari yang mencoba membakukan persepsi, hingga mereka yang bermain Tuhan.
Intervensi masalah pribadi, merasa lebih suci dan benar, dan membuat
pembenaran untuk melakukan kekerasan [dari sweeping buku ‘kiri’ sampai
penghancuran tempat hiburan]. Hipokrit sejati memupuk kebodohan. Kami
sudah muak. Pernah berpikir untuk melawan? We should. [arian13]
Individu, individu merdeka.
Selamat datang di era kemunduran, pikiran tertutup jadi andalan. Praduga
tumbuh tenteram, menghakimi sepihak, sebar ketakutan. Membakukan
persepsi, bukan jadi jawaban atau gagasan bijak. Selangkah maju ke
depan, empat langkah ke belakang, kita takkan beranjak. Mereka bermain
Tuhan. Merasa benar, menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja,
anak kita berikutnya.
Individu, individu merdeka.
Selamat tinggal, era kemajuan, lupakan harapan dan kehidupan. Menjauh
dari akar masalah, mendekatkan kepada kebodohan yang dipertahankan.
Privasi. Seni. Siapa engkau yang menghakimi? Masih banyak masalah, dan
lebih krusial, tidak bicara asal. Mereka bermain tuhan.Merasa benar,
menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.
“Sudahkah merdeka? Sudahkah dirimu merdeka?” Individu, individu merdeka.
MENELAN MENTAH, SEMUA INI TAK AKAN BERTAHAN LAMA
Trend = penyeragaman? Dunia akan jadi tempat yang membosankan kalau
setiap orang menjadi serupa, sesuai dengan trend yang disuapi kepada
kita. Apa yang salah dengan menjadi beda dan orisinil? [khemod]
Trend itu sebenarnya fenomena biasa, dan wajar. Hanya saja ketika trend
kemudian dijual secara masif kepada kita, dipaksakan secara tidak sadar
dan menjadikan kita menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak, atau mungkin
lebih parah lagi, membodohi kita, artinya ada sesuatu yang salah. Mereka
atau kita? Mereka terus menjual, dan kita sadar tidak sadar, terus
membeli. [arian13]
Aku dalam tensi tinggi sayang, dengan fashion mutakhir. Takkan mungkin
ketinggalan sayang, dengan trend terakhir. Tak-kah muak dirimu dengan
apa yang dijual kepadamu? Tak-kah lelah hanya ikut arus, kini semua
sama. Aku bilang “bakar saja sayang”, kita tinggalkan. Lemparkan sedikit
pasir sayang, mesin kita hancurkan. Hey kau. Mari, tendang dunia.
Persetan dengan fashion mutakhir. Persetan dengan fashion mutakhir.
SKEPTIKAL
Mereka mengatakan generasi kami adalah generasi apatis. Ketika mereka
selalu memberikan janji saja tanpa pernah ada realisasinya, tentu saja
kami apatis. Ketika kami menjadi skeptis terhadap apapun rencana mereka,
siapa yang dapat menyalahkan? [arian13]
Aku lelah dengar ocehmu. Aku lelah telan janjimu. Aku akan hapuskan,
senyum itu diwajahmu. Kini aku mengerti mengapa kami marah dengan dunia
ini. Kini aku mengerti, tak mungkin terulang lagi.
Kini sikapku skeptikal. Aku skeptis. Hitam membasahi duniamu. Diam kini bukan emas. Kami skeptis. Waktu tiba, pukul balik.
Hidup di era absurd, replika neraka. Kita versus mereka, disilusi, janji hampa.
Uang dan negara telah menjualmu, tak salah ketika kami ragu, kami sinis, pukul balik, pukul balik.
Fakta yang terdistorsi, kebohongan terencana. Tak salah, ketika kami
kemudian ragu, ketika kami kemudian sinis, dan akhirnya memukul balik.
SERIGALA MILITIA
Ini untuk fans kami, para serigala. Kami bukan siapa-siapa tanpa mereka. Howl! [sammy]
Teralienasi, terhakimi. Kalian bukan mereka, Era baru, milik kalian,
hapus norma usang. Tampak beda, tak meyakinkan? Hanya sisi luar saja.
Kau serigala, yang teredam, cukup sudah kau terinjak. Buka pikiranmu
[luaskan sudut pandang]. Lelah dengan perlakuan dunia, saat unjuk
taring.
Mereka tak mengerti [serigala]. Kau tidak sendiri [militia]. Lewati jalan nya hari ini.
Lewati jalan, tetap impresif. Ayo. Kita taklukan.
CITRA NATURAL
Cantik tidak berarti putih, rambut lurus panjang, dan seterusnya. Cantik
adalah bagaimana kamu merepresentasikan dirimu, cantik dari dalam jauh
lebih penting. Ya, lihat bagaimana para produk dan advertising bekerja
keras membuat kita percaya kalau persepsi cantik dapat disamakan dan
dikotakkan. Kami tidak setuju. [arian13]
Kenapa kita tidak bisa nyaman dengan diri kita sendiri? [khemod]
Hey sayang, mengapa engkau cemas? Tak usah menjadi sesuatu yang bukan
dirimu. Termakan, terbuai, dengan segala citra emas. Nilai diri, mengapa
jadi ragu? Biarkanlah, tak perlu frustasi. Tercitra. Kau cantik, apa
adanya. Terbuai? Cukup percaya diri. Tercitra. Kau cantik, apa adanya.
Terlena? Indah, pancarkan isi. Hey sayang, semua citra di layar kaca.
Tak berarti, dibanding tampil natural. Semua ini, terjual, pluralitas
tak berharga. Bayang semu dan tidaklah kekal.
Ah sudahlah, tak perlu depresi.
MARIJUANAUT
Sebuah perjalanan astral pikiran. Mind expanding experience. [khemod]
Halus, sang nebula sentuh diriku. Raih matahari, tinggalkan dunia.
Berenang dalam lautan antar bintang. Ruang luas angkasa. Berjalan ke
inti matahari. Semesta bersahabat kini. Sinsemilla, temani diriku.
Bermandikan cahaya solaria. Kudekati bulan yang magis. Melampaui
debu-debu kosmik. Meraih horizon galaksi. Tinggi disini, astral bebas.
Marijuanaut. Pesawatku menyelam dan meregang. Yad Al-Jauza, dia
memanggilku. Menuju cahaya, aku melengang. Semua kendali terpegang
penuh. Marijuanaut.
LAGU INI TIDAK SEPENDEK JALAN PIKIRANMU
Solve this, smartass! [sammy]
Arinat usisal. Ikitat imelum. Akenan umasuk. Akinat umesum. Iketun
idalak. Akanan umesuh. Katana mahuku. Acedon ulahik. Bumila satari.
Acikot alinil. Utalan aperih. Kikasu medupa. Bikasa bemipu. Cikota
limilu. Ciketotana limahiluku!
KILOMETER TERAKHIR
Beberapa rekan pernah menggambarkan musik Seringai sebagai musik ‘bikers
rock’. Tidak bermaksud untuk membuat sebuah istilah atau genre baru,
tapi sejujurnya istilah tersebut cukup sesuai dengan musik oktan tinggi
kami. Dan lagu ini, adalah interpretasi kami, dari lirik maupun musik.
[arian13]
Melompat ke sadel, dan kuhantam sang selah. Melawan arah, ku tantang
maut, indah. Terasa lepas. Melesat di jalan, kilometer terakhir. Ya, ku
hampir tiba, kilometer terakhir. Kubakar bensin, mesin ini meradang.
Pacu motor, kutuju matahari. Tancap! Melesat di jalan, ya, ku hampir
tiba. Angin menerpaku, serigala lepas. Roda berputar, kilometer
terakhir. Hampir esok, seperti kemarin. Kilometer terakhir.
BERHENTI DI 15
Didedikasikan bagi siapa saja yang konsisten merasakan sensasi hidup
oktan tinggi ketika berumur 15 tahun: energi ketika menikmati slamdance
di konser musik rock & heavy metal, mengkoleksi segala hal yang
berbau musik kesukaan, b
angga menampakkan identitas, dan lainnya. Beberapa pihak kadang melihat
konsistensi ini sebagai tanda tidak pernah dewasa, tidak sesuai umur.
Dan tidak juga menjadi masalah. Di motor satu ini, umur hanyalah
bagaikan angka-angka di speedometer. Injak pedal dalam! [ricky]
“Apa kabar semua? sehat? Apakah baik-baik saja? Mari bergabung dengan
rock oktan tinggi! Yang di belakang silahkan maju saja, masih ada ruang
kosong kok disini. Sudah siap? Yuk, mulai!” Berdansa, dengan gaya liar.
Headbang, ini menyenangkan. Menggila, seperti masih berumur limabelas.
Teman-teman dan musik keras. Rasa ini adalah rumah, tak perlu diredam.
Tetap seperti dulu, karena api tak pernah padam.
“Bagaimana? Semua having fun? Anda yang didepan? Cukupkah senang?
1,2,3,4! Laki, perempuan, siapa saja boleh ikutan. OK? Yuk, hajar!”
Persetan dengan fashion, tata rambut tidak penting. Apapun yang leluasa,
cukup t-shirt, dengan jeans. Siapa peduli dibilang tak tahu malu? Toh
tidak mengganggu. Kalau ini terlalu keras, mungkin saja, mungkin saja
sikapmu tua.
Berhenti di 15, kami senang sekali. Berhenti di 15, thrashin’ sampai
mati. Berhenti di 15, fun ini tak berhenti. Berhenti di 15, bersiap,
mulai lagi!
PSIKEDELIA DISKODOOM
Sebuah ode untuk klub-klub kecil, dan promotor kecil yang pernah rutin
membuat event-event untuk musik cutting edge dan band-band underrated.
Venue-venue ini menjadi ‘rumah’, dimana kami selalu nyaman untuk datang.
Dari era klub kecil seperti BB’s, Parc, Rouge, di Jakarta hingga
Classic Rock dan TRL di Bandung. Sayangnya, venue-venue ini biasanya
tidak bertahan lama, dan tutup. Kami memiliki mimpi untuk memiliki venue
yang mampu bertahan lama dan tetap menghasilkan. [arian13]
Pesta ini belum lama mulai: dinding be-resonansi. Ada tawa dan ada
bicara, menyenangkan selama terjadi. Nyanyikan isi hatimu, nyanyikan
setulusnya. Nyanyikan semua pemikiranmu, sampai mereka, mendengarkan.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup.
Kan kumainkan lagu ini, dari awal sampai ke akhir. Tiap lirik kan berarti bagiku,
sebagaimana berarti bagimu. Dansakan turuti hatimu, dansakan revolusimu. Dansakan kejujuranmu, dansa bersama beat enerjik.
Bila ini, rumahku, bagaimana aku meluangkan malamku. Bila ini, teman-temanku
tunjukkan gairah, cinta hidup. Bila ini, komunikasi. Semua ini.
Senjata sonik lewat speaker, degup jantung yang mengencang. Geram suara
yang audibel, lanjutkanlah pesta ini! Hey, hey. Dansakan revolusi. Tiada
hari esok. Nyanyikan isi hati.
AMPLIFIER
Dari dulu entah mengapa, bagi kami pengalaman nikmat tertinggi dalam
menyaksikan sajian musik adalah ketika melihat sebuah band rock bermain
diatas panggung dengan sikap seolah tak ada hari esok. Dan kini ketika
kami memainkannya diatas panggung, adrenalin itu pun berlipat ganda
dengan energi dari crowd yang terpancar balik. Bagi yang ingin mencoba,
semua orang diundang. Termasuk kalian. [ricky]
Sebuah show rock, selatan Jakarta. Gitar, drum, bass, dan mikrofon.
Ledakkan suara puluhribu watt. Thrashing dan slamming, hey! Hidupku,
musik, distorsi.
Ambil mic dan mulai menyalak. Menghantam telinga, bass menggilas.
Adrenalin meningkat, kau menggila. Sembah sang dewa drum, dia merentet!
Yang tak kuat menyingkir. Amplifier memanas! Seperti senjata mesin, kami bidikkan gitar! Drum! Bass! Amplifier memanas!
MENGADILI PERSEPSI [BERMAIN TUHAN]
“Wahai calon anakku yang masih berupa benih dalam kelaminku, semoga di
masa kau lahir, kau tidak perlu lagi berurusan dengan polisi-polisi
moral yang membawa diri atas nama Tuhan, bisa seenaknya menginjak-injak
privasi dan kebebasan berekspresi kalian, hanya karena perbedaan
persepsi. Semoga kaum puritan tersebut sudah punah disaat kau besar
nanti. Amin.” [khemod]
Lagu ini mungkin jadi soundtrack hidup kamu yang selalu mempertanyakan
sesuatu. Mungkin contoh yang paling mudah, adalah perancangan RUU APP.
Sesuatu yang dikira sebagai kebebasan individu sekarang hendak diatur
oleh negara. Padahal kita semua tahu, ada lebih banyak hal penting
lainnya yang harus diurus. Bukan kebebasan untuk melindungi tapi
seharusnya melindungi kebebasan. [sammy]
Dari yang mencoba membakukan persepsi, hingga mereka yang bermain Tuhan.
Intervensi masalah pribadi, merasa lebih suci dan benar, dan membuat
pembenaran untuk melakukan kekerasan [dari sweeping buku ‘kiri’ sampai
penghancuran tempat hiburan]. Hipokrit sejati memupuk kebodohan. Kami
sudah muak. Pernah berpikir untuk melawan? We should. [arian13]
Individu, individu merdeka.
Selamat datang di era kemunduran, pikiran tertutup jadi andalan. Praduga
tumbuh tenteram, menghakimi sepihak, sebar ketakutan. Membakukan
persepsi, bukan jadi jawaban atau gagasan bijak. Selangkah maju ke
depan, empat langkah ke belakang, kita takkan beranjak. Mereka bermain
Tuhan. Merasa benar, menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja,
anak kita berikutnya.
Individu, individu merdeka.
Selamat tinggal, era kemajuan, lupakan harapan dan kehidupan. Menjauh
dari akar masalah, mendekatkan kepada kebodohan yang dipertahankan.
Privasi. Seni. Siapa engkau yang menghakimi? Masih banyak masalah, dan
lebih krusial, tidak bicara asal. Mereka bermain tuhan.Merasa benar,
menjajah nalar. Dan kalau kita membiarkan saja, anak kita berikutnya.
“Sudahkah merdeka? Sudahkah dirimu merdeka?” Individu, individu merdeka.
MENELAN MENTAH, SEMUA INI TAK AKAN BERTAHAN LAMA
Trend = penyeragaman? Dunia akan jadi tempat yang membosankan kalau
setiap orang menjadi serupa, sesuai dengan trend yang disuapi kepada
kita. Apa yang salah dengan menjadi beda dan orisinil? [khemod]
Trend itu sebenarnya fenomena biasa, dan wajar. Hanya saja ketika trend
kemudian dijual secara masif kepada kita, dipaksakan secara tidak sadar
dan menjadikan kita menjadi sesuatu yang sebenarnya tidak, atau mungkin
lebih parah lagi, membodohi kita, artinya ada sesuatu yang salah. Mereka
atau kita? Mereka terus menjual, dan kita sadar tidak sadar, terus
membeli. [arian13]
Aku dalam tensi tinggi sayang, dengan fashion mutakhir. Takkan mungkin
ketinggalan sayang, dengan trend terakhir. Tak-kah muak dirimu dengan
apa yang dijual kepadamu? Tak-kah lelah hanya ikut arus, kini semua
sama. Aku bilang “bakar saja sayang”, kita tinggalkan. Lemparkan sedikit
pasir sayang, mesin kita hancurkan. Hey kau. Mari, tendang dunia.
Persetan dengan fashion mutakhir. Persetan dengan fashion mutakhir.
SKEPTIKAL
Mereka mengatakan generasi kami adalah generasi apatis. Ketika mereka
selalu memberikan janji saja tanpa pernah ada realisasinya, tentu saja
kami apatis. Ketika kami menjadi skeptis terhadap apapun rencana mereka,
siapa yang dapat menyalahkan? [arian13]
Aku lelah dengar ocehmu. Aku lelah telan janjimu. Aku akan hapuskan,
senyum itu diwajahmu. Kini aku mengerti mengapa kami marah dengan dunia
ini. Kini aku mengerti, tak mungkin terulang lagi.
Kini sikapku skeptikal. Aku skeptis. Hitam membasahi duniamu. Diam kini bukan emas. Kami skeptis. Waktu tiba, pukul balik.
Hidup di era absurd, replika neraka. Kita versus mereka, disilusi, janji hampa.
Uang dan negara telah menjualmu, tak salah ketika kami ragu, kami sinis, pukul balik, pukul balik.
Fakta yang terdistorsi, kebohongan terencana. Tak salah, ketika kami
kemudian ragu, ketika kami kemudian sinis, dan akhirnya memukul balik.
SERIGALA MILITIA
Ini untuk fans kami, para serigala. Kami bukan siapa-siapa tanpa mereka. Howl! [sammy]
Teralienasi, terhakimi. Kalian bukan mereka, Era baru, milik kalian,
hapus norma usang. Tampak beda, tak meyakinkan? Hanya sisi luar saja.
Kau serigala, yang teredam, cukup sudah kau terinjak. Buka pikiranmu
[luaskan sudut pandang]. Lelah dengan perlakuan dunia, saat unjuk
taring.
Mereka tak mengerti [serigala]. Kau tidak sendiri [militia]. Lewati jalan nya hari ini.
Lewati jalan, tetap impresif. Ayo. Kita taklukan.
CITRA NATURAL
Cantik tidak berarti putih, rambut lurus panjang, dan seterusnya. Cantik
adalah bagaimana kamu merepresentasikan dirimu, cantik dari dalam jauh
lebih penting. Ya, lihat bagaimana para produk dan advertising bekerja
keras membuat kita percaya kalau persepsi cantik dapat disamakan dan
dikotakkan. Kami tidak setuju. [arian13]
Kenapa kita tidak bisa nyaman dengan diri kita sendiri? [khemod]
Hey sayang, mengapa engkau cemas? Tak usah menjadi sesuatu yang bukan
dirimu. Termakan, terbuai, dengan segala citra emas. Nilai diri, mengapa
jadi ragu? Biarkanlah, tak perlu frustasi. Tercitra. Kau cantik, apa
adanya. Terbuai? Cukup percaya diri. Tercitra. Kau cantik, apa adanya.
Terlena? Indah, pancarkan isi. Hey sayang, semua citra di layar kaca.
Tak berarti, dibanding tampil natural. Semua ini, terjual, pluralitas
tak berharga. Bayang semu dan tidaklah kekal.
Ah sudahlah, tak perlu depresi.
MARIJUANAUT
Sebuah perjalanan astral pikiran. Mind expanding experience. [khemod]
Halus, sang nebula sentuh diriku. Raih matahari, tinggalkan dunia.
Berenang dalam lautan antar bintang. Ruang luas angkasa. Berjalan ke
inti matahari. Semesta bersahabat kini. Sinsemilla, temani diriku.
Bermandikan cahaya solaria. Kudekati bulan yang magis. Melampaui
debu-debu kosmik. Meraih horizon galaksi. Tinggi disini, astral bebas.
Marijuanaut. Pesawatku menyelam dan meregang. Yad Al-Jauza, dia
memanggilku. Menuju cahaya, aku melengang. Semua kendali terpegang
penuh. Marijuanaut.
LAGU INI TIDAK SEPENDEK JALAN PIKIRANMU
Solve this, smartass! [sammy]
Arinat usisal. Ikitat imelum. Akenan umasuk. Akinat umesum. Iketun
idalak. Akanan umesuh. Katana mahuku. Acedon ulahik. Bumila satari.
Acikot alinil. Utalan aperih. Kikasu medupa. Bikasa bemipu. Cikota
limilu. Ciketotana limahiluku!
KILOMETER TERAKHIR
Beberapa rekan pernah menggambarkan musik Seringai sebagai musik ‘bikers
rock’. Tidak bermaksud untuk membuat sebuah istilah atau genre baru,
tapi sejujurnya istilah tersebut cukup sesuai dengan musik oktan tinggi
kami. Dan lagu ini, adalah interpretasi kami, dari lirik maupun musik.
[arian13]
Melompat ke sadel, dan kuhantam sang selah. Melawan arah, ku tantang
maut, indah. Terasa lepas. Melesat di jalan, kilometer terakhir. Ya, ku
hampir tiba, kilometer terakhir. Kubakar bensin, mesin ini meradang.
Pacu motor, kutuju matahari. Tancap! Melesat di jalan, ya, ku hampir
tiba. Angin menerpaku, serigala lepas. Roda berputar, kilometer
terakhir. Hampir esok, seperti kemarin. Kilometer terakhir.
SKEPTIKAL
Aku lelah dengar ocehmu.
Aku lelah telan janjimu.
Aku akan hapuskan, senyum itu diwajahmu.
Kini aku mengerti mengapa kami marah dengan dunia ini.
Kini aku mengerti, tak mungkin terulang lagi.
Kini sikapku skeptikal.
Aku skeptis. Hitam membasahi duniamu.
Diam kini bukan emas.
Kami skeptis. Waktu tiba, pukul balik.
Hidup di era absurd, replika neraka.
Kita versus mereka, disilusi, janji hampa.
Uang dan negara telah menjualmu,
tak salah ketika kami ragu, kami sinis,
pukul balik, pukul balik.
Fakta yang terdistorsi, kebohongan terencana.
Tak salah, ketika kami kemudian ragu,
ketika kami kemudian sinis, dan akhirnya memukul balik.
TRAGEDI
dan! ini! tragedi!
dan! ini! tragedi!
kucing hitam menghalangimu, kau pikir akan tertimpa musibah.
salahkan sesuatu yang diluar kendalimu, logika mati, mengundang amarah.
kebebalanmu membuatku gusar: dimanakah engkau bersekolah?
pembenaranmu akan tragedi dan moral, selalu akan aku sergah.
azab menghantuimu.
bebal mengaburkanmu.
tabur garam kepada luka,
membuat duka menjadi murka.
bebal mengaburkanmu.
kepicikanmu dalam dogma, mengaburkan pikiranmu.
dimana korelasi antara bencana dan akhlak manusia?
"Post hoc, ergo propter hoc." - buah pikiran yang keliru.
pembenaranmu akan dua hal.. logika sampah.
azab menghantuimu.
bebal mengaburkanmu.
tabur garam kepada luka,
membuat duka menjadi murka.
bebal mengaburkanmu.
irasional! irasional! ini mulai melelahkan.
tragedi, adalah melestarikan kebebalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar